Kamis, 22 Maret 2012

DUA ANAK YATIM


“Sementara anak laki-laki itu terus mengigau dalam demamnya, menyebut-nyebut ujiannya.”

                Majid merasa tidak memahami sedikit pun apa yang ia baca. Kedua matanya menatap huruf-huruf dan menelusuri kalimat demi kalimat bacaan itu. Namun pikirannya sama sekali tidak menjangkau maknanya. Ia memang sedang tidak memikirkan pelajarannya. Ia sedang memikirkan barang haram itu dan semua bencana yang telah ditimbulkannya. Bagaimana barang haram itu telah menggerus hidupnya dan hidup saudara perempuannya yang malang, dan menjadikannya bagai Neraka yang menyala-nyala. Ia kembali memandang buku catatannya. Ternyata satu minggu lagi ujian itu akan berlangsung. Dan ia harus membaca

Minggu, 11 Maret 2012

PEMUDA DAN PEMUDI YANG BERIMAN


“Aku memang buta dari melihat yang haram , bisu dari mengucapkan yang haram dan tuli dari mendengarkan yang haram dan kedua kakiku tidak pernah melangkah kepada yang haram.”

                Dikisahkan bahwa di abad pertama hijriah, hidup seorang pemuda shalih yang tekun menintut ilmu dan beribadah kepada Allah. Hanya saja, ia seorang pemuda yang fakir.
                Pada suatu hari, karena rasa lapar yang mendera. Ia keliuar dari rumahnya. Karena ia tak juga menemukan sesuatu yang dapat dimakannya, ia pun berhenti di sisi sebuah jalan. Sebuah jalan yang mengantarkan menuju sebuah kebun yang dipenuhi dengan pohon-pohin apel. Dan satu dari sekian banyak pohon itu dahannya menjulur ke tepi jalan…

Kamis, 08 Maret 2012

MOBIL DAN SEBUAH MUSHAF


“Ternyata di dalam mushaf itu ia menemukan kunci mobil yang selama ini ia minta dari ayahnya”

                Pemuda ini hidup bersama ayahnya setelah sang ibu meninggal dunia sejak ia masih kecil. Dan ia hanya hidup seorang diri bersama ayahnya.
                Ayahnya adalah orang paling kaya di kota itu, namun ia sangat tegas pada anaknya. Ia tidak akan memberikan uang kecuali untuk hal-hal yang sangat penting. Sementarapemuda itu sangat menginginkan salah satu jenis mobil yang sangat mahal harganya. Dan itu sudah lama diimpikannya. Hingga suatu hari, pemuda itu menyampaikan permiantaannya itu kepada sang ayah.
        

Selasa, 06 Maret 2012

TIDAK SEPERTI ANAK LAINNYA


“wajah Rayyan memerah. Kedua bibirnya membiru. Tubuhnya gemetar karena keterkejutan yang luar biasa”

                Rayyan, seorang anak yang belum lagi genap berusia lima tahun. Ia memegang sepotong roti dengan harapan dapat memadamkan rasa laparnya. Dengan suara terbata-bata ia berkata:
                “Ayah…Ayah…ke mana engkau akan pergi? Ayah, jangan lupa, aku mau ibu…aku mau ibu…”
                Sang ayah keluar dari rumah dengan air mata yang mengalir dari kedua matanya. Sementara sang anak terus merengek: “Aku mau abu…aku mau ibu…”
      

Jumat, 02 Maret 2012

AKHIR KESIA-SIAAN


Aku menulis ini kepadamu bukan karena rindu, karena engkau jauh lebih hina bagiku untuk mendapatkan itu

                Aku tidak tahu mengapa aku telah terenyuh setiap kali membaca kisah ini; kisah yang masih tetap kusimpan sejak lama dalam tumpukan kertas-kertasku yang berserakan.
                Kisah yang terjadi sejak lama ini menggambarkan penderitaan hakiki yang dialami pelakunya dan menjelaskan tentang akhir kisah yang sebenarnya tidak perlu diherankan jika demikian akhirnya.
                Sungguh, kisah ini sangat berbekas, diliputi kesedihan dan kegalauan dari segala isinya. Dan sebesar kadar kesedihan itulah kadar pelajaran yang dapat diambil oleh siapa saja yang masih menjaga