“Aku masih hidup!
Aku belum mati! Jangan kuburkan aku!”
Ini adalah
sebuah kisah yang mengagumkan dan menyimpan begitu banyak pelajaran bagi setiap
pemuda. Kisah ini disampaikan oleh seorang Syaikh kepada saya. Kisah ini milik
seorang pemuda. Ia menceritakan kisahnya sebagai berikut:
Dahulu
aku adalah seorang yang selalu melalaikan shalat. Atau lebih tepatnya aku tidak
pernah mengenal masjid.
Aku
ingat bahwa aku biasanya tertidur di atas kasurku, lalu istriku datang untuk
membangunkanku. Namun aku menolaknya.
“Apa
yang kau inginkan?” tanyaku.
Namun
aku terkejut karena istriku tidak mendengarkan ucapanku. Ia kemudian mengulangi
untuk membangunkanku berkali-kali dan terus menerus. Aku selalu mengulangi
pertanyaanku:
“Apa
yang kau inginkan?”
Namun
ia selalu begitu, tidak mendengar ucapanku. Kamudian ia pergi meninggalkanku
dengan penuh ketakutan. Ia memanggil saudara-saudaraku untuk datang bersama
dengan dokter. Dokter kemudian memeriksaku. Aku bertanya padanya:
“Apa
yang Anda inginkan?”
Namun
sungguh mengejutkan, karena dokter itupun tak mendengarkan apa yang kuucapkan.
Ia mengatakan kepada saudara-saudaraku bahwa aku telah meninggal dunia. Mereka
benar-benar terkejut. Mereka menangisi kematianku, padahal aku sendiri merasa
belum meninggal. Tapi aku tidak tahu mengapa mereka tidak mendengarkan
ucapanku. Kondisiku benar-benar sangat berat. Aku melihat istri dan
saudara-saudaraku, aku berbicara kepada mereka, memandang mereka, namun mereka
tidak bias berbicara denganku.
Aku
kemudian mendengarkan mereka mengatakan tentang “jenazah”ku:
“Segerakanlah
pengurusannya!”
Mereka
kemudian mengangkat tubuhku ke perkuburan, sementara aku terus berusaha
berbicara dengan semua yang kutemui di perjalanan bahwa aku masih hidup dan
belum mati. Namun tidak ada yang menjawabku.
Lalu
ketika mereka akhirnya tiba di perkuburanku, mereka melepaskan pakaianku,
memandikanku lalu mengafaniku. Mereka lalu membawaku ke masjid. Di sana aku
mencoba untuk berbicara dengan imam masjid dan mengatakan padanya bahwa aku
masih hidup. Namun imam masjid itu juga tidak menjawabku. Hingga akhirnya aku
mendengarkan dan melihat mereka menshalatiku, dan setelah shalat mereka
membawaku ke kuburan. Aku meligat orang-orang itu akan menguburkanku, mereka meletakkanku
di dalam liang lahad. Aku berusaha berbicara dengan orang terkahir yang aku
lihat:
“Aku
masih hidup! Aku belum mati! Jangan kuburkan aku!”
Namun
ia tak menggapiku.
Mereka
kemudian menimbunkan tanah ke atas tubuhku. Dan saat itu, aku pun teringat
Hadis Nabi:
“Sesungguhnya mayit itu akan mendengarkan
suara sandal (orang yang mengantarnya).” (HR. Al-Bukhari)
Aku
benar-benar mendengarkan suara sandal mereka ketika mereka pergi meninggalkan
kuburku. Setelah itu, aku benar-benar yakin bahwa aku sekarang telah berada di
sebuah tempat yang gelap gulita, dan bahwa aku berada dalam sebuah situasi yang
dahsyat. Dan setelah itu datang padaku dua sosok pria besar yang sangat
menakutkan. Seorang berdiri di kakiku dan yang lain berdiri di kepalaku. Ia
menanyakan kepadaku:
“Siapa tuhanmu?”
Aku
mulai mengulang-ulangi: “Tuhanku…Tuhanku…”
Aku
tahu siapa Tuhanku, tapi aku tidak tahu mengapa aku lupa.
Ia
juga menanyakan padaku tentang siapa Nabimu dan apa agamamu? Maka aku mulai
menjawab: “Nabiku…Nabiku…”
Ia
lalu bertanya: “Apa agamamu?” Maka aku hanya bias mengatakan:
“Agamaku…Agamaku…”
Tidak
ada yang terlintas di kepalaku selain istri, toko, keluarga dan mobilku. Hingga
akhirnya ia datang dengan sebuah palu yang besar dan menghantamku dengan
hantaman yang sangat kuat. Aku kemudian berterika sekeras-kerasnya. Hingga
membangunkan semua orang yang tidur di rumah. Istriku mulai
memanggil-manggilku:
“Kenapa
engkau berteriak-teriak seperti itu?”
Setelah
itu, akhirnya aku tahu bahwa ini semua hanyalah mimpi. Tidak lama kemudian
adzan Shubuh berkumandang. Dan sejak saat itu, aku mulai menorehkan sebuah
kehidupan baru. Mimpi itu telah menjadi sebab aku mendapatkan hidayah dan
ketaatanku pada Allah. Aku menghancurkan antenna parabola dan semua benda-benda
yang haram di rumahku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar