Jumat, 12 Oktober 2012

KISAH SEORANG PEMUDA YANG MENAKJUBKAN


“Aku masih hidup! Aku belum mati! Jangan kuburkan aku!”


                Ini adalah sebuah kisah yang mengagumkan dan menyimpan begitu banyak pelajaran bagi setiap pemuda. Kisah ini disampaikan oleh seorang Syaikh kepada saya. Kisah ini milik seorang pemuda. Ia menceritakan kisahnya sebagai berikut:
                Dahulu aku adalah seorang yang selalu melalaikan shalat. Atau lebih tepatnya aku tidak pernah mengenal masjid.

                Aku ingat bahwa aku biasanya tertidur di atas kasurku, lalu istriku datang untuk membangunkanku. Namun aku menolaknya.
                “Apa yang kau inginkan?” tanyaku.
                Namun aku terkejut karena istriku tidak mendengarkan ucapanku. Ia kemudian mengulangi untuk membangunkanku berkali-kali dan terus menerus. Aku selalu mengulangi pertanyaanku:
                “Apa yang kau inginkan?”
                Namun ia selalu begitu, tidak mendengar ucapanku. Kamudian ia pergi meninggalkanku dengan penuh ketakutan. Ia memanggil saudara-saudaraku untuk datang bersama dengan dokter. Dokter kemudian memeriksaku. Aku bertanya padanya:
                “Apa yang Anda inginkan?”
                Namun sungguh mengejutkan, karena dokter itupun tak mendengarkan apa yang kuucapkan. Ia mengatakan kepada saudara-saudaraku bahwa aku telah meninggal dunia. Mereka benar-benar terkejut. Mereka menangisi kematianku, padahal aku sendiri merasa belum meninggal. Tapi aku tidak tahu mengapa mereka tidak mendengarkan ucapanku. Kondisiku benar-benar sangat berat. Aku melihat istri dan saudara-saudaraku, aku berbicara kepada mereka, memandang mereka, namun mereka tidak bias berbicara denganku.
                Aku kemudian mendengarkan mereka mengatakan tentang “jenazah”ku:
                “Segerakanlah pengurusannya!”
                Mereka kemudian mengangkat tubuhku ke perkuburan, sementara aku terus berusaha berbicara dengan semua yang kutemui di perjalanan bahwa aku masih hidup dan belum mati. Namun tidak ada yang menjawabku.
                Lalu ketika mereka akhirnya tiba di perkuburanku, mereka melepaskan pakaianku, memandikanku lalu mengafaniku. Mereka lalu membawaku ke masjid. Di sana aku mencoba untuk berbicara dengan imam masjid dan mengatakan padanya bahwa aku masih hidup. Namun imam masjid itu juga tidak menjawabku. Hingga akhirnya aku mendengarkan dan melihat mereka menshalatiku, dan setelah shalat mereka membawaku ke kuburan. Aku meligat orang-orang itu akan menguburkanku, mereka meletakkanku di dalam liang lahad. Aku berusaha berbicara dengan orang terkahir yang aku lihat:
                “Aku masih hidup! Aku belum mati! Jangan kuburkan aku!”
                Namun ia tak menggapiku.
                Mereka kemudian menimbunkan tanah ke atas tubuhku. Dan saat itu, aku pun teringat Hadis Nabi:
                “Sesungguhnya mayit itu akan mendengarkan suara sandal (orang yang mengantarnya).” (HR. Al-Bukhari)
                Aku benar-benar mendengarkan suara sandal mereka ketika mereka pergi meninggalkan kuburku. Setelah itu, aku benar-benar yakin bahwa aku sekarang telah berada di sebuah tempat yang gelap gulita, dan bahwa aku berada dalam sebuah situasi yang dahsyat. Dan setelah itu datang padaku dua sosok pria besar yang sangat menakutkan. Seorang berdiri di kakiku dan yang lain berdiri di kepalaku. Ia menanyakan kepadaku:
                “Siapa tuhanmu?”
                Aku mulai mengulang-ulangi: “Tuhanku…Tuhanku…”
                Aku tahu siapa Tuhanku, tapi aku tidak tahu mengapa aku lupa.
                Ia juga menanyakan padaku tentang siapa Nabimu dan apa agamamu? Maka aku mulai menjawab: “Nabiku…Nabiku…”
                Ia lalu bertanya: “Apa agamamu?” Maka aku hanya bias mengatakan: “Agamaku…Agamaku…”
                Tidak ada yang terlintas di kepalaku selain istri, toko, keluarga dan mobilku. Hingga akhirnya ia datang dengan sebuah palu yang besar dan menghantamku dengan hantaman yang sangat kuat. Aku kemudian berterika sekeras-kerasnya. Hingga membangunkan semua orang yang tidur di rumah. Istriku mulai memanggil-manggilku:
                “Kenapa engkau berteriak-teriak seperti itu?”
                Setelah itu, akhirnya aku tahu bahwa ini semua hanyalah mimpi. Tidak lama kemudian adzan Shubuh berkumandang. Dan sejak saat itu, aku mulai menorehkan sebuah kehidupan baru. Mimpi itu telah menjadi sebab aku mendapatkan hidayah dan ketaatanku pada Allah. Aku menghancurkan antenna parabola dan semua benda-benda yang haram di rumahku.
                Kini aku hidup dalam ketaatan pada Allah, bersama istriku, anak-anak dan saudara-saudaraku berbahagia dan penuh ketenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar