Jumat, 12 Oktober 2012

BALASAN AKAN SELALU SETIMPAL


              “Maha Suci Allah, yang kemudian mengaruniakan sang wanita shalihah yang bersabar melewati ujian Allah selama 15 tahun.”


                Malam-malam pengantin baru adalah saat yang paling diimpikan oleh gadis-gadis yang sedang beranjak dewasa. Pernikahan adalah muara yang selalu menjadi angan-angan para pemuda. Bahkan sebagian anak muda berusaha mencapainya dengan berbagai cara, meski harus melanggar aturan agama. Mereka mencari kenikmatan dengan cara haram lewat percakapan telepon, janji pertemuan atau juga internet.
                Sebagian gadis baik-baik yang sepanjang hidupnya belum pernah berjumpa dengan pria  -kecuali
mahramnya-  meyakini bahwa ia adalah seorang gadis yang tak akan mungkin menikah di zaman seperti sekarang. Meskipun sebenarnya telat menikah itu seringkali adalah nikmat tersendiri untuknya, sebab suatu saat nanti Allah akan mengaruniakan padanya seorang pria shalih yang akan menemaninya melewati hidu dengan bahagia.
                Hanya saja kisah berikut ini adalah….
                Kisah seorang gadis muslimah yang menjaga kehormatannya, menutup wajahnya dengan cadar, komiten dengan agamanya dan begitu mulia budi pekertinya. Dengan karunia dan pengaturanNya, Allah lalu mengaruniakannya seorang pria muslim tanpa ia harus menyingkap wajah dan kedua tangannya, atau anggota tubuhnya yang lain sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian pemudi hari ini yang mengaku modern, berbicara bebas, tersenyum dan tertawa di depan kaum pria tanpa beban sama sekali…
                Dan tibalah saatnya melewati malam pertama. Kedua pengantin baru itupun masuk ke rumah mereka. Sang istri menghidangkan makan malam untuk sang suami, dan keduanya pun berkumpul bersama di meja makan.
                Tiba-tiba keduanya mendengar suara pintu yang diketuk. Sang suami merasa terganggu dengan itu dan dengan marah ia berkata: “Siapa itu yang datang di saat seperti ini??!”
                Sang istri segera berdiri untuk membuka pintu. Di balik pintu ia berdiri dan bertanya: “Siapakah gerangan di balik pintu?”
                Sebuah suara dari balik pintu pun menjawab: “Seorang peminta-minta mohon diberi sedikit makanan?”
                Sang istri itu kembali menemui suaminya. Sang suami segera saja bertanya: “Siapakah yang di pintu itu?”
                “Hanya seorang peminta-minta yang meminta sedikit makanan…,” jawab sang istri.
                Mendengar itu, sang suami tiba-tiba sangat marah. “Apakah orang ini yang mengganggu waktu istirahat kita dan di malam pertama pernikahan kita??!!”
                Laki-laki itu segera saja keluar, dan tanpa basa-basi ia memukul tukang minta-minta itu tanpa ampun. Lalu setelah itu, ia mengusir laki-laki malang itu dengan penuh penghinaan.
                Pria peminta-minta itupun keluar meninggalkan pekarangan rumah mereka, dan ia masih dalam rasa laparnya yang sangat dalam ditambah luka-luka yang memenuhi sekujur tubuhnya. Dan bukan hanya sekujur tubuhnya, namun juga seluruh kehormatannya…
                Lalu pria pengantin baru itu kembali menemui istrinya. Namun perasaannya sudah sangat tidak enak akibat kejadian yang tiba-tiba saja membuyarkan kenikmatan bermesra berdua bersama istrinya..
                Dan tiba-tiba saja, laki-laki ini berubah seperti  orang yang kesetanan. Dunia tiba-tiba menjadi sempit dalam perasaanya. Ia keluar dari rumah sambil berteriak-teriak seperti orang gila. Ia pergi begitu saja meninggalkan istrinya yang bingung dan ketakutan menyaksikan pemandangan mengerikan yang dialami suaminya, yang tiba-tiba saja meninggalkannya di malam pertama, bulan madunya. Tapi itulah kehendak Allah…
***
Lima belas tahun kemudian . . .
                Wanita itu sungguh luar biasa. Selama itu ia bertahan dan bersabar. Selama 15 tahun, ia menyerahkan seluruh nasibnya kepada Allah. Hingga 15 tahun itu, ia tak lagi tahu ke mana suaminya pergi dan menghilang. Yah, sejak peristiwa yang sangat menakutkan di malam pertama pernikahan mereka…
                Lima belas tahun ia rasa telah cukup. Ia sudah kehilangan harapan. Maka ketika seorang pria datang untuk melamarnya, ia pun menerima lamaran itu. Dan terjadilah kembali sebuah pernikahan dalam hidupnya.
                Dan di malam pernikahan mereka, kedua insan yang baru saja terikat dalam ikatan cinta pernikahan itupun duduk bersama di depan meja makan untuk makan malam…
                Baru saja mereka akan menikmati hidangan malam itu, tiba-tiba mereka mendengar suara pintu diketuk oleh seseorang. Sang suami pun mengatakan kepada wanita itu: “Istriku, pergilah dan coba lihat siapakah gerangan yang mengetuk pintu rumah kita?”
                Wanita itupun berdiri dan mendekati pintu. Dari balik pintu ia bertanya: “Siapakah gerangan di balik pintu?”
                “Seorang peminta-minta, Nyonya. Saya kelaparan, saya inta sedikit saja makanan Nyonya,” jawab seorang pria dengan suara yang sangat lemah.
                Wanita itupun kembali menemui suaminya. Dan ketika suaminya menanyakan siapa yang di balik pintu itu, ia pun menjelaskannya bahwa ada seorang peminta-minta yang kelaparan dan meminta sedikit makanan.
                Dengan tersenyum, sang suami mengangkat hidangan yang ada di meja dan mengatakan kepada istrinya: “Baiklah, bawakan untuknya semua makanan ini, dan biarkanlah ia merasa kenyang. Jika ada yang tersisa, barulah kita akan memakannya, istriku…”
                Wanita itupun segera menjalankan apa yang diminta oleh suaminya. Ia pun membawakan makanan itu kepada pria peminta-minta itu…
                Namun tiba-tiba saja, wanita kembali dengan tangisan yang tersedu-sedu…
                Sang suami bertanya penuh keheranan: “Ada apa denganmu istriku? Mengapa engakau menangis? Apa yang telah terjadi? Apakah peminta-minta itu mengganggumu?”
                Dengan air mata yang terus bercucuran wanita itu menjawab: “Tidak, Suamiku…”
                “Apakah ia mencacimu?”
                Wanita itu menjawab: “Tidak, Suamiku…”
                “Apakah ia menyakitimu?” Tanya suaminya sekali lagi.
                “Sama sekali tidak, wahai suamiku,” jawabnya tetap sama.
                “Lalu mengapa engkau menangis, Istriku?” Tanya sanga suami semakin heran.
                Wanita itupun mulai menjelaskan sebab tangisannya itu:
                “Pria peminta-minta yang duduk dan sedang menikmati makanan di depan pintu rumahmu itu adalah pria yang lima belas tahun yang lalu pernah menjadi suamiku. Waktu itu, di malam pertama pernikahanku, seorang peminta-minta datang mengetuk-ngetuk pintu rumah kami. Lalu suamiku keluar menemui dan memukul pria malang itu dengan sangat menyakitkan. Tidak hanya itu, ia kemudian mengusirnya pergi. Setelah itu, ia kembali menemuiku di dalam rumah, namun tiba-tiba saja ia seperti kemasukan setan atau jin. Tiba-tiba saja ia keluar seperti orang gila dan pergi tanpa ia tahu ke mana harus pergi. Dan sejak saat itu, aku tak pernah melihatnya hingga hari ini, dan ternyata ia telah menjadi seorang peminta-minta…”
                Dan tiba-tiba saja, sekarang giliran sang suami yang menangis sejadi-jadinya. Kini wanita itu yang penuh keheranan: “Mengapa engkau menangis, suamiku?’
                “Apakah engkau kenal siapa pria peminta-minta yang dipukuli oleh suamimu pada malam itu?’ Tanya pria itu pada istrinya.
                “Siapakah dia, suamiku?”
                “Akulah pria peminta-minta itu…,” jawab sang suami.
                Subhanallah, bena-benar Maha Suci Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa untuk memberikan balasan yang setimpal. Yang telah membalaskan dendam hambaNya yang fakir dan miskin, yang datang dengan kepala tertunduk malu meminta-minta kepada orang lain, sementara rasa lapar memenuhi rongga-rongga tubuhnya. Lalu penderitaan itu ditambah lagi oleh “suami pertama”  wanita itu dengan pukulan dan penghinaan…
                Tapi Allah tidak akan pernah meridhai sebuah kezhaliman. Ia pun menurunkan balasanNya kepada siapa saja yang merendahkan dan menzalimi seorang insan. Ia akan memberikan ganjaran kepada setiap hamba yang bersabar. Maka dunia pun berputar. Kepada hamba yang miskin itu, Allah karuniakan rizki yang berlimpah. Semetara pria yang zhalim itu dibalas dengan kehilangan akal sehat dan harta bendanya, hingga sekarang ia yang meminta-minta kepada orang lain.
                Dan Maha Suci Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah, yang kemudian mengaruniakan sang wanita shalihah yang bersabar melewati ujian Allah selama 15 tahun. Allah memberikannya pengganti yang jauh lebih baik dari suaminya yang dulu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar