“Maha Suci Allah, yang kemudian
mengaruniakan sang wanita shalihah yang bersabar melewati ujian Allah selama 15
tahun.”
Malam-malam
pengantin baru adalah saat yang paling diimpikan oleh gadis-gadis yang sedang
beranjak dewasa. Pernikahan adalah muara yang selalu menjadi angan-angan para
pemuda. Bahkan sebagian anak muda berusaha mencapainya dengan berbagai cara,
meski harus melanggar aturan agama. Mereka mencari kenikmatan dengan cara haram
lewat percakapan telepon, janji pertemuan atau juga internet.
Sebagian
gadis baik-baik yang sepanjang hidupnya belum pernah berjumpa dengan pria -kecuali
mahramnya- meyakini bahwa ia adalah seorang gadis yang
tak akan mungkin menikah di zaman seperti sekarang. Meskipun sebenarnya telat
menikah itu seringkali adalah nikmat tersendiri untuknya, sebab suatu saat
nanti Allah akan mengaruniakan padanya seorang pria shalih yang akan
menemaninya melewati hidu dengan bahagia.
Hanya
saja kisah berikut ini adalah….
Kisah
seorang gadis muslimah yang menjaga kehormatannya, menutup wajahnya dengan
cadar, komiten dengan agamanya dan begitu mulia budi pekertinya. Dengan karunia
dan pengaturanNya, Allah lalu mengaruniakannya seorang pria muslim tanpa ia
harus menyingkap wajah dan kedua tangannya, atau anggota tubuhnya yang lain
sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian pemudi hari ini yang mengaku modern,
berbicara bebas, tersenyum dan tertawa di depan kaum pria tanpa beban sama
sekali…
Dan
tibalah saatnya melewati malam pertama. Kedua pengantin baru itupun masuk ke
rumah mereka. Sang istri menghidangkan makan malam untuk sang suami, dan
keduanya pun berkumpul bersama di meja makan.
Tiba-tiba
keduanya mendengar suara pintu yang diketuk. Sang suami merasa terganggu dengan
itu dan dengan marah ia berkata: “Siapa itu yang datang di saat seperti ini??!”
Sang
istri segera berdiri untuk membuka pintu. Di balik pintu ia berdiri dan
bertanya: “Siapakah gerangan di balik pintu?”
Sebuah
suara dari balik pintu pun menjawab: “Seorang peminta-minta mohon diberi
sedikit makanan?”
Sang
istri itu kembali menemui suaminya. Sang suami segera saja bertanya: “Siapakah
yang di pintu itu?”
“Hanya
seorang peminta-minta yang meminta sedikit makanan…,” jawab sang istri.
Mendengar
itu, sang suami tiba-tiba sangat marah. “Apakah orang ini yang mengganggu waktu
istirahat kita dan di malam pertama pernikahan kita??!!”
Laki-laki
itu segera saja keluar, dan tanpa basa-basi ia memukul tukang minta-minta itu
tanpa ampun. Lalu setelah itu, ia mengusir laki-laki malang itu dengan penuh
penghinaan.
Pria
peminta-minta itupun keluar meninggalkan pekarangan rumah mereka, dan ia masih
dalam rasa laparnya yang sangat dalam ditambah luka-luka yang memenuhi sekujur
tubuhnya. Dan bukan hanya sekujur tubuhnya, namun juga seluruh kehormatannya…
Lalu
pria pengantin baru itu kembali menemui istrinya. Namun perasaannya sudah
sangat tidak enak akibat kejadian yang tiba-tiba saja membuyarkan kenikmatan
bermesra berdua bersama istrinya..
Dan
tiba-tiba saja, laki-laki ini berubah seperti
orang yang kesetanan. Dunia tiba-tiba menjadi sempit dalam perasaanya.
Ia keluar dari rumah sambil berteriak-teriak seperti orang gila. Ia pergi
begitu saja meninggalkan istrinya yang bingung dan ketakutan menyaksikan
pemandangan mengerikan yang dialami suaminya, yang tiba-tiba saja
meninggalkannya di malam pertama, bulan madunya. Tapi itulah kehendak Allah…
***
Lima belas tahun kemudian . . .
Wanita
itu sungguh luar biasa. Selama itu ia bertahan dan bersabar. Selama 15 tahun,
ia menyerahkan seluruh nasibnya kepada Allah. Hingga 15 tahun itu, ia tak lagi
tahu ke mana suaminya pergi dan menghilang. Yah, sejak peristiwa yang sangat
menakutkan di malam pertama pernikahan mereka…
Lima
belas tahun ia rasa telah cukup. Ia sudah kehilangan harapan. Maka ketika
seorang pria datang untuk melamarnya, ia pun menerima lamaran itu. Dan
terjadilah kembali sebuah pernikahan dalam hidupnya.
Dan
di malam pernikahan mereka, kedua insan yang baru saja terikat dalam ikatan
cinta pernikahan itupun duduk bersama di depan meja makan untuk makan malam…
Baru
saja mereka akan menikmati hidangan malam itu, tiba-tiba mereka mendengar suara
pintu diketuk oleh seseorang. Sang suami pun mengatakan kepada wanita itu:
“Istriku, pergilah dan coba lihat siapakah gerangan yang mengetuk pintu rumah kita?”
Wanita
itupun berdiri dan mendekati pintu. Dari balik pintu ia bertanya: “Siapakah
gerangan di balik pintu?”
“Seorang
peminta-minta, Nyonya. Saya kelaparan, saya inta sedikit saja makanan Nyonya,”
jawab seorang pria dengan suara yang sangat lemah.
Wanita
itupun kembali menemui suaminya. Dan ketika suaminya menanyakan siapa yang di
balik pintu itu, ia pun menjelaskannya bahwa ada seorang peminta-minta yang
kelaparan dan meminta sedikit makanan.
Dengan
tersenyum, sang suami mengangkat hidangan yang ada di meja dan mengatakan
kepada istrinya: “Baiklah, bawakan untuknya semua makanan ini, dan biarkanlah
ia merasa kenyang. Jika ada yang tersisa, barulah kita akan memakannya,
istriku…”
Wanita
itupun segera menjalankan apa yang diminta oleh suaminya. Ia pun membawakan
makanan itu kepada pria peminta-minta itu…
Namun
tiba-tiba saja, wanita kembali dengan tangisan yang tersedu-sedu…
Sang
suami bertanya penuh keheranan: “Ada apa denganmu istriku? Mengapa engakau
menangis? Apa yang telah terjadi? Apakah peminta-minta itu mengganggumu?”
Dengan
air mata yang terus bercucuran wanita itu menjawab: “Tidak, Suamiku…”
“Apakah
ia mencacimu?”
Wanita
itu menjawab: “Tidak, Suamiku…”
“Apakah
ia menyakitimu?” Tanya suaminya sekali lagi.
“Sama
sekali tidak, wahai suamiku,” jawabnya tetap sama.
“Lalu
mengapa engkau menangis, Istriku?” Tanya sanga suami semakin heran.
Wanita
itupun mulai menjelaskan sebab tangisannya itu:
“Pria
peminta-minta yang duduk dan sedang menikmati makanan di depan pintu rumahmu
itu adalah pria yang lima belas tahun yang lalu pernah menjadi suamiku. Waktu
itu, di malam pertama pernikahanku, seorang peminta-minta datang
mengetuk-ngetuk pintu rumah kami. Lalu suamiku keluar menemui dan memukul pria
malang itu dengan sangat menyakitkan. Tidak hanya itu, ia kemudian mengusirnya
pergi. Setelah itu, ia kembali menemuiku di dalam rumah, namun tiba-tiba saja
ia seperti kemasukan setan atau jin. Tiba-tiba saja ia keluar seperti orang
gila dan pergi tanpa ia tahu ke mana harus pergi. Dan sejak saat itu, aku tak
pernah melihatnya hingga hari ini, dan ternyata ia telah menjadi seorang
peminta-minta…”
Dan
tiba-tiba saja, sekarang giliran sang suami yang menangis sejadi-jadinya. Kini
wanita itu yang penuh keheranan: “Mengapa engkau menangis, suamiku?’
“Apakah
engkau kenal siapa pria peminta-minta yang dipukuli oleh suamimu pada malam
itu?’ Tanya pria itu pada istrinya.
“Siapakah
dia, suamiku?”
“Akulah
pria peminta-minta itu…,” jawab sang suami.
Subhanallah, bena-benar Maha Suci Allah,
Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa untuk memberikan balasan yang setimpal.
Yang telah membalaskan dendam hambaNya yang fakir dan miskin, yang datang
dengan kepala tertunduk malu meminta-minta kepada orang lain, sementara rasa
lapar memenuhi rongga-rongga tubuhnya. Lalu penderitaan itu ditambah lagi oleh
“suami pertama” wanita itu dengan
pukulan dan penghinaan…
Tapi
Allah tidak akan pernah meridhai sebuah kezhaliman. Ia pun menurunkan
balasanNya kepada siapa saja yang merendahkan dan menzalimi seorang insan. Ia
akan memberikan ganjaran kepada setiap hamba yang bersabar. Maka dunia pun
berputar. Kepada hamba yang miskin itu, Allah karuniakan rizki yang berlimpah.
Semetara pria yang zhalim itu dibalas dengan kehilangan akal sehat dan harta
bendanya, hingga sekarang ia yang meminta-minta kepada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar