Rabu, 04 April 2012

BERTAUBAT DI BANGKOK


“Ambillah gelas lain! Dan engkau akan merasakan sesuatu yang berbeda…”

                Seorang pemuda yang usianya belum melewati 23 tahun. Ia pergi ke Bangkok untuk mencari kenikmatan haram. Dan ia berhasil mendapatkannya. Namun ia jatuh dalam kebinasaan bersama kenikmatan itu andai saja tidak ada pertolongan Allah yang menghampirinya pada saat-saat terakhir…
                Seorang anak muda dari Teluk mengenalkannya dengan ganja, karena rokok ganja tidak pernah lepas dari tangan dan bibirnya…
                Pada saat itulah, ia harus melepaskan statusnya sebagai mahasiswa. Kondisi akhirnya mengharuskannya untuk mencari sebuah pekerjaan dan pekerjaan itu memiliki kisah perjalanan yang begitu
panjang. Dan itulah yang dituturkannyadalam kisah berikutnya.
                Aku adalah satu dari sebelas orang bersaudara. Hanya saja akulah satu-satunya yang melakukan perjalanan ke sana (Bangkok). Perjalanan pertamaku ke sana kurang lebuh satu tahun setelah obrolan bersama kawan-kawan yang membicarakan kenikmatan perjalanan ke Bangkok. Dan selama satu tahun itu, aku melakukan perjalan sebanyak tujuh kali ke sana, dan total masa keberadaanku di sana adalah Sembilan bulan!
                Awal mula perkenalanku dengan narkotika adalah di dalam pesawat dalam perjalanan pertamaku ke Bangkok, ketika seorang lima orang kawan yang ikut bersama menawarkan segelas bir kepadaku. Tapi aku tidak bisa meminumnya. Maka ia mengatakan padaku: “Ambillah gelas lain! Dan engkau akan merasakan sesuatu yang berbeda…”
                Aku pun mengambil gelas lain, di situlah awal kecanduanku karena di dalam gelas itu kemudian aku mengonsumsi salah satu dari jenis narkotika.
                Begitu aku tiba di negeriku kembali, aku segera menjual mobilku dan kembali lagi ke Bangkok. Dan ketika aku tiba di sana, yang pertama aku tanyakan adalah tentang barang haram itu. Betapa banyaknya aku konsumsi dari barang itu. Tidak hanya itu. Aku juga kemudian mencoba jenis-jenis narkotika lain. Aku mencoba kokain, tapi aku tidak menyukainya. Aku mencoba sebuah jenis dalam bentuk butiran, namun ia tidak cocok denganku.
                Aku berusaha mencari kenikmatan selain meriyuana yang rasanya sama dengan itu atau lebih, namun aku tidak menemukanny, hingga akhirnya aku kembali ke negeriku lagi. Dan di rumah salah seorang kawanku yang kusertai dalam perjalan pertamaku ke sana. Di sana aku menemukan ganja, maka aku mencoba memakainya. Tapi harganya sangat mahal. Akibatnya karena aku tidak punya uang, aku terpaksa membohongi saudaraku dengan mengatakan bahwa salah seorang temanku membutuhkan pinjaman. Akhirnya saudaraku menjual mobilnya dan memberikan uang kontan hasil penjualannya. Dengan uang itu aku membeli ganja dan kembali melakukan perjalanan ke Bangkok.
                Ketika aku kembali ke negeriku, aku mulai mencari jenis narkotika lain yang jauh lebih kuat kenikmatannya daripada ganja. Aku pergi ke salah satu Negara Arab untuk mencari minyak saripati ganja itu. Dan seiring dengan minyak saripati ganja itu, aku semakin dekat dengan kahancuranku. Aku sudah tidak bisa meninggalkannya. Aku tenggelam di dalamnya. Aku membawanya bersamaku ke Bangkok. Rokok yang telah diolesi dengan minyak ganja itu tidak pernah terlepas dari bibirku.
                Semua temanku sebagai seorang pecandu ganja berat. Aku akhirnya terkena sebuah penyakit berbahaya di tubuhku, namun aku bersyukur karena Allah menyembuhkanku dari itu. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan berhasil sembuh kecanduan minyak ganja itu.
                Masalah keuangan menjadi satu-satunya masalahku. Dari mana aku bisa mendapatkan? Aku terpaksa memakai jalan penipuan. Sampai-sampai aku sengaja memanjangkan jenggotku dan memendekkan pakaianku untuk menunjukkan kepada keuargaku bahwa aku sudah bertaubat. Aku meminjam uang dari mereka. Aku mencuri uang paman-pamanku. Aku membujuk beberapa kawanku untuk melakukan perjalanan ke Bangkok agar aku dapat pergi gratis dengan biaya mereka. Bahkan di Bangkok aku juga menjalankan aksiku. Aku pernah menipu anak-anak muda dari Teluk dan aku berhasil mengambil uang mereka. Aku pernah menipu orang-orang tua dari Negara Teluk dan mengambil uang mereka. Bahkan orang-orang Thailand pun tidak luput menjadi korbanku. Aku berbicara dengan bahasa Thailand yang pas-pasan untuk menilap uang mereka!!
                Akhirnya aku tidak pernah meninggalkan Bangkok, karena pekerjaan menipuku ada di sana. Bahkan aku berpikir untuk tinggal dan menikah dengna wanita Thailand agar mendapatkan kewarganegaraan Thailand, hingga aku bisa menjalankan sebuah bisnis kecil untuk menjadi sumber penghasilanku.
                Aku benar-benar menjadi orang yang sangat berpengalaman dalam masalah ganja. Aku bisa membedakan mana ganja yang palsu dan yang asli. Dan hari-hari berlalu, dan semua harta yang kumiliki akhirnya habis dan aku tidak menemukan lagi seseorang yang bisa kupinjami. Semua saudara, kerabat dan kawan-kawanku telah mengetahui bahwa aku adalah penipu dan pencuri. Aku tidak menemukan orang yang menunjukkan tempat lain untuk kujadikan sasaran pencurianku. Dunia menjadi sempit di mataku. Akhirnya aku mengikat leherku untuk membunuh diri setelah sebelumnya aku meminum sebotol perfume agar aku melakukannya dalam keadaan mabuk…
                Tapi seorang saudaraku melihatku dan mengatakan: “Kamu benar-benar bodoh!”
                Aku marah mendengarnya. Aku turun untuk mendebatnya tentang itu. Tapi ia berhasil menyadarkanku bahwa aku tidak akan mendapatkan manfaat apa-apa jika aku bunuh diri.
                Aku akhirnya mengendarai mobilku dalam keadaan mabuk. Dalam pikiranku saat itu, hanya ada dua hal, menyerahkan diri kepada polisi atau pergi ke rumah sakit untuk mengobati dan melakukan rehabilitasi terhadap diriku yang kecanduan narkotika ini.
                Alhamdulillah, akhirnya aku putuskan untuk ke rumah sakit. Aku mengobati diriku dan melakukan rehabilitasi.
                Dan inilah aku sekarang. Aku telah menjadi sosok yang sehat dan terbebas dari barang laknat itu. Aku telah bertaubat kepada Allah, dan tidak akan kembali mengulangi masa laluku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar