Selasa, 06 Maret 2012

TIDAK SEPERTI ANAK LAINNYA


“wajah Rayyan memerah. Kedua bibirnya membiru. Tubuhnya gemetar karena keterkejutan yang luar biasa”

                Rayyan, seorang anak yang belum lagi genap berusia lima tahun. Ia memegang sepotong roti dengan harapan dapat memadamkan rasa laparnya. Dengan suara terbata-bata ia berkata:
                “Ayah…Ayah…ke mana engkau akan pergi? Ayah, jangan lupa, aku mau ibu…aku mau ibu…”
                Sang ayah keluar dari rumah dengan air mata yang mengalir dari kedua matanya. Sementara sang anak terus merengek: “Aku mau abu…aku mau ibu…”
      
          “Ibumu, nak. Ibumu telah dibunuh oleh musuh yang zhalim…”
                Wajah Rayyan memerah. Kedua bibirnya membiru. Tubuhnya gemetar karena keterkejutan yang luar biasa, lalu ia menangis tersedu-sedu. Ayahnya berusaha menenangkannya.
                Rayyan menjadi lebih tenang sedikit. Ia tertidur dalam pelukan ayahnya. Sang ayah menggendong anak itu di pundaknya dan kedua matanya mengalirkan air mata. Ia meletakkan anaknya di tempat tidurnya dan tidur di sampingnya.
                Keesokan harinya, Rayyan kembali bertanya pada ayahnya: “Siapakah yang telah membunuh ibuku, Ayah?”
                Ayahnya menjawab: “Mereka adalah musuh Allah, orang-orang Yahudi…” Sang ayah menceritakan tentang mereka pada Rayyan kecil.
                Bertahun-tahun kemudian Rayyan tumbuh besar dalam asuhan pamannya, Ibrahim, setelah ayahnya gugur dalam salah satu operasi melawan yahudi. Ketika itu, usia Rayyan telah lebih sepuluh tahun. Namun ia sama sekali tidak merasakan itu sebagai pukulan dalam hidupnya, karena ia mengulang firman Allah:
                “Dan janganlah engkau sekali-kali menyangka orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu sebagai orang-orang mati. Mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka dan mereka di karuniai rezki.” (QS. Ali Imran: 169)
                Rayyan akhirnya menjadi dewasa. Ia menjadi seorang pemuda shalih yang pemberani. Ia mengamban misi agama dan umatnya. Ia telah menyerahkan dirinya untuk meneggakan kalimat Allah apapun harganya.
                Ia bergabung barsama pasukan pejuang.
                Pada sepertiga akhir malam yang tak akan terlupakan oleh sejarah, orang-orang terbangun karena ledakkan yang luar biasa. Ini adalah operasi istisyhad (mencari syahid). Apakah Anda tahu siapa pahlawannya?
                Dialah Rayyan. Ia telah membasahi bumi palestina dengan darahnya. Ia berhasil membunuh dua puluh orang yahudi, dan menutup lembar hidupnya dengan pengorbanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar