“wajah Rayyan memerah.
Kedua bibirnya membiru. Tubuhnya gemetar karena keterkejutan yang luar biasa”
Rayyan,
seorang anak yang belum lagi genap berusia lima tahun. Ia memegang sepotong
roti dengan harapan dapat memadamkan rasa laparnya. Dengan suara terbata-bata
ia berkata:
“Ayah…Ayah…ke
mana engkau akan pergi? Ayah, jangan lupa, aku mau ibu…aku mau ibu…”
Sang
ayah keluar dari rumah dengan air mata yang mengalir dari kedua matanya.
Sementara sang anak terus merengek: “Aku mau abu…aku mau ibu…”
Wajah
Rayyan memerah. Kedua bibirnya membiru. Tubuhnya gemetar karena keterkejutan
yang luar biasa, lalu ia menangis tersedu-sedu. Ayahnya berusaha
menenangkannya.
Rayyan
menjadi lebih tenang sedikit. Ia tertidur dalam pelukan ayahnya. Sang ayah
menggendong anak itu di pundaknya dan kedua matanya mengalirkan air mata. Ia
meletakkan anaknya di tempat tidurnya dan tidur di sampingnya.
Keesokan
harinya, Rayyan kembali bertanya pada ayahnya: “Siapakah yang telah membunuh
ibuku, Ayah?”
Ayahnya
menjawab: “Mereka adalah musuh Allah, orang-orang Yahudi…” Sang ayah
menceritakan tentang mereka pada Rayyan kecil.
Bertahun-tahun
kemudian Rayyan tumbuh besar dalam asuhan pamannya, Ibrahim, setelah ayahnya
gugur dalam salah satu operasi melawan yahudi. Ketika itu, usia Rayyan telah
lebih sepuluh tahun. Namun ia sama sekali tidak merasakan itu sebagai pukulan
dalam hidupnya, karena ia mengulang firman Allah:
“Dan janganlah engkau sekali-kali menyangka
orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu sebagai orang-orang mati. Mereka
itu hidup di sisi Tuhan mereka dan mereka di karuniai rezki.” (QS. Ali
Imran: 169)
Rayyan
akhirnya menjadi dewasa. Ia menjadi seorang pemuda shalih yang pemberani. Ia mengamban
misi agama dan umatnya. Ia telah menyerahkan dirinya untuk meneggakan kalimat
Allah apapun harganya.
Ia
bergabung barsama pasukan pejuang.
Pada
sepertiga akhir malam yang tak akan terlupakan oleh sejarah, orang-orang
terbangun karena ledakkan yang luar biasa. Ini adalah operasi istisyhad (mencari syahid). Apakah Anda
tahu siapa pahlawannya?
Dialah
Rayyan. Ia telah membasahi bumi palestina dengan darahnya. Ia berhasil membunuh
dua puluh orang yahudi, dan menutup lembar hidupnya dengan pengorbanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar